Tim yang difasilitasi YP2KP melakukan monitoring pada enam sekolah pesisir yang jadi sekolah sasaran Unicef pada tanggal 2-8 Maret 2017. Enam sekolah tersebut adalah SD Negeri Amamapare, SD Inpres Aikawapuka, SD YPPK Timuka, SD YPPK Keakwa, SD YPPK Ipaya, SD YPPK Amar.
Tim monitoring beranggotakan satu orang pengawas dari Dinas Pendidikan Dasar dan Kebudayaan (Dispendasbud) Mimika, Fasilitator Pendidikan Kabupaten (Faspenkab) YP2KP dan M&E YP2KP.
Monitoring pesisir bertujuan melihat perkembangan program literasi di kelas awal. Selain itu, juga untuk menyerap aspirasi terkait masalah pendidikan yang terjadi di sekolah. Monitoring ini juga bertujuan melihat kinerja kepala sekolah, guru kelas awal, dan juga mentor.
Sehingga YP2KP bisa memberikan solusi dan saran yang baik guna menunjang program literasi agar lebih baik ke depannya. Sejumlah masalah yang didapati diantaranya cara penggunaan RPP, serta penentuan pelaksanaan Inhouse training bagi yang belum melaksanakan.
Untuk memperoleh informasi monitoring, tim melakukan proses wawancara yang dilakukan oleh M&E. Saat melakukan monitoring, tim didampingi guru-guru dari masing-masing sekolah.
Dari monitoring tersebut, tim mendapat sejumlah isu untuk dievaluasi.
1. Dari enam sekolah yang dikunjungi, hanya SD YPPK Timuka yang kepala sekolahnya berada di sekolah. Meskipun begitu, semua kegiatan belajar mengajar dari keenam sekolah berjalan baik.
2. Untuk guru kelas awal lengkap di lima sekolah. Guru kelas awal yang kurang lengkap adalah SD YPPK Keakwa. Karena guru kelas 2 adalah kepala sekolah yang sedang berada di Kota Timika.
3. Dari enam sekolah yang dikunjungi hanya satu sekolah yang telah melaksankan Inhouse Training yaitu SD YPPK Ipaya. Inhouse Training di SD YPPK Timuka, sementara berjalan di hari kelima. Sedangkan lainnya, Inhouse Training baru dijadwalkan minggu depan. Namun, pendampingan kelas tetap berjalan.
4. Mentor di setiap sekolah melakukan pengajaran jika guru kelasnya tidak hadir atau berhalangan. Mentor juga bisa menjelaskan atau memberi demonstrasi ketika guru menanyakan kendala pada mentor. Kebanyakan guru-guru kelas awal telah mengajar sesuai dengan RPP literasi yang diberikan
5. Ada sekolah yang membutuhkan paket literasi seperti di Keakwa hanya ada satu paket yaitu paket Kosa kata.
6. Dinas Pendidikan dan YPPK (PSW) diminta untuk bersikap tegas pada kepala sekolah. Sehingga bisa meningkatkan kinerja sebagai kepala sekolah maupun guru-guru di sekolah, lebih khusus pada guru-guru kelas awal yang mengikuti program literasi. Sehingga guru kelas bisa lebih fokus memberikan materi literasi kepada siswa.