Sebagai yayasan yang terus berkomitmen untuk membangun pendidikan dan kesehatan di Mimika maupun Papua pada umumnya, Yayasan Pembangunan Pendidikan dan Kesehatan Papua (YP2KP) sebagai mitra UNICEF terus mengembangkan potensi daerah secara maksimal.
Salah satunya adalah dengan “menularkan” betapa pentingnya perpustakaan ramah anak pada lembaga-lembaga sekolah. Mengingat perpustakaan memiliki fungsi penting sebagai wahana pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi untuk meningkatkan kecerdasan dan keberdayaan bangsa. Fungsi perpustakaan tersebut termaktub dalam pasal 23 UU no. 43 tahun 2007.
Untuk itu, YP2KP memberikan pelatihan cuma-cuma bagi sekolah-sekolah di Kabupaten Mimika yang berminat untuk mengembangkan perpustakaan di sekolahnya. Alhasil, tawaran itu langsung disambut baik 13 lembaga sekolah TK dan SD di Kabupaten Mimika. YP2KP akhirnya memberi pelatihan terkait Perpustakaan Ramah Anak yang bertempat di TK Negeri Mitra Kencana selama dua hari, yaitu Rabu-Kamis, 29-30 Agustus 2018.
Dalam kesempatan itu, pihak-pihak sekolah yang diwakili Kepala Sekolah TK N Mitra Kencana yang sekaligus Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKK) TK Kabupaten Mimika, Mesini Susilowati menyatakan sangat sangat mengapresiasi pelatihan yang dilakukan oleh YP2KP.
Mesini menyatakan, pelatihan perpustakaan yang digagas YP2KP sangat diminat sekolah-sekolah. Meskipun untuk tahap pertama ini sudah diikuti 13 lembaga sekolah TK dan SD, namun masih banyak sekolah yang menginginkan untuk mendapat pelatihan perpustakaan dari YP2KP.
“Ini baru awalnya saja, tapi setelah kami komunikasi dengan rekan-rekan lainnya, ternyata masih banyak sekolah yang ingin juga dibantu mengelola perpustakaan. Kami harapkan YP2KP tidak berhenti sampai di sini. Kalau bisa berkesinambungan memberi ilmu yang baik pada rekan-rekan kami TK ataupun SD,” ujarnya.
Menurutnya, selama ini pihak sekolah baik TK maupun SD sebenarnya mempunyai impian untuk mempunyai perpustakaan yang layak dan ramah anak. Namun, selalu kesulitan untuk mendapatkan narasumber yang kompeten hingga akhirnya mengenal YP2KP.
“Inilah impian kami, sebelumnya kami punya kerinduan untuk mempunyai perpustakaan. Tapi tidak ada bayangan cara mengelola jalannya perpustakaan. Sangat senang dan bangga mendapatkan ilmu pengelolaan perpustakaan dengan gratis dan tim pemateri yang begitu sabar membagikan ilmu cuma-cuma,” ujarnya.
Mesini menyatakan, sebenarnya perpustakaan mempunyai porsi yang penting bagi sekolah-sekolah di Kabupaten Mimika khususnya. Karena dalam penilaian akreditasi sekolah, salah satu pendukung harus mempunyai perpustakaan.
“Kami bersyukur karena kami bisa mendapat ilmu pengelolaan perpustakaan untuk persiapan akreditasi. Materi sangat sesuai dengan yang dibutuhkan, terpilah-pilah dengan sempurna. Kami sekarang sudah bisa membayangkan ternyata pembagian buku ada penjenjangannya, pembukuan perpustakaan. Sehingga nanti kerja kita akan terperinci, program akan berjalan dengan keadaan yang kami terima,” ujarnya.
Program Manajer YP2KP, Angga Trio Wahana menjelaskan, pelatihan pengelolaan Perpustakaan Sekolah Ramah Anak tersebut berfokus pada penyiapan, pengelolaan dan kegiatan di perpustakaan. Yaitu dengan melibatkan seluruh elemen sekolah secara langsung dalam menciptakan perpustakaan ramah anak sehingga perpustakaan menjadi tempat di sekolah yang berkembang dan diminati oleh seluruh elemen sekolah.
“Pelatihan yang diberikan kepada kepala sekolah, guru-guru dan pustakawan yang meliputi penyiapan sarana dan prasarana perpustakaan, penyedian bahan bacaan yang sesuai dengan kemampuan membaca siswa, pengelolaan perpustakaan dan kegitan membaca yang membuat fungsi perpustakaan menjadi efektif dalam membangun dan menciptakan budaya dan kebiasaan membaca sehingga seluruh elemen sekolah mau, menikmati, sering dan cinta membaca baik di sekolah maupun di rumah,” jelasnya.
Angga mengungkapkan, sudah menjadi komitmen YP2KP untuk membantu sekolah-sekolah mengembangkan dirinya. Tidak hanya sekolah yang selama ini diberi pendampingan, tapi juga sekolah-sekolah baru. Terlebih pelatihan tersebut didanai secara mandiri oleh masing-masing sekolah. Sehingga YP2KP hanya memfasilitasi materi pelatihan.
“13 sekolah yang kita latih ini bukanlah sekolah dampingan kita. Mereka adalah sekolah yang belum pernah kita dampingi sebelumnya. Bahkan, jika selama ini yang kita dampingi hanyalah tingkat SD, untuk pelatihan pengelolaan perpustakaan ini juga diikuti tingkan TK,” ungkapnya. (YP2KP)