Tim Asistensi Pendidikan Kabupaten Mimika melakukan kunjungan ke sekolah sasaran program literasi penuntasan baca tulis kelas awal di wilayah pinggiran. Program ini merupakan kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Mimika melalui Dinas Pendidikan Dasar dan Kebudayaan (Dispendasbud), United Nation Children’s Fund (Unicef), Yayasan Pembangunan Pendidikan dan Kesehatan Papua (YP2KP) dan didukung pemerintah Australia.Tim Asistensi yang ikut dalam kunjungan ini yakni Direktur YPPK Tilemans, Paul Weti, Kepala Seksi Kurikulum Paud dan SD Dispendasbud, Efraim Saria, Ketua PGRI Mimika, Frederik Hengky Letsoin, Kepala Bidang Sosbud Bappeda, Hilar H. Limbong Allo serta didampingi Direktur YP2KP, Viktor Bhato dan tim dari YP2KP.

Tim melakukan kunjungan ke SD YPPK Mware, SD YPPK Kaugapu, SD YPPK Hiripau dan SD Inpres Timika 9. Namun untuk dua sekolah terakhir, saat tim melakukan kunjungan para siswa dan guru sudah pulang. Tujuan dari kunjungan ini adalah ingin melihat sudah sejauh mana capaian dan dampak dari program literasi terhadap para siswa kelas awal dan sekolah yang saat ini sudah memasuki semester kedua. Apakah para siswa kelas awal sudah bisa membaca atau belum. Saat di SD YPPK Mware, tim asistensi pendidikan langsung menguji para siswa di kelas II dan III. Di kelas III dari 23 siswa yang bisa membaca dan menulis dengan lancar hanya beberapa orang saja, bahkan belum sampai 10 orang. Sisanya baru bisa mengenal huruf dan mengeja.

Hal ini terjadi karena saat proses kegiatan belajar mengajar (KBM), banyak siswa yang tidak hadir bahkan kadang hanya tujuh orang saja yang datang. Sedangkan di kelas II dari jumlah 35 siswa, yang aktif 24 orang dan enam orang sudah bisa membaca dengan lancar. Sedangkan yang lain baru latihan mengeja dan mengenal huruf. Kemudian di SD YPPK Kaugapu tim asistensi pendidikan menguji kemampuan para siswa di kelas II dan kelas III. Untuk kelas II, dari 38 siswa yang sudah bisa membaca dengan lancar 25 orang, sisanya sudah bisa membaca tapi belum lancar. Sedangkan di kelas III, dari 23 siswa hampir semuanya sudah bisa membaca dengan lancar. Setelah mengunjungi dua sekolah ini tim asistensi melakukan kunjungan ke SD YPPK Hiripau dan SD Inpres Timika 12 Kampung Utikini. Namun karena saat itu sudah jam pulang sekolah sehingga para siswa dan guru sudah tidak lagi berada di sekolah. Namun di Kampung Utikini, tim asistensi pendidikan sempat bertemu dengan master trainer dari Unicef, Endang Wuriyani dan Rina Harwati Sikirit yang saat itu memberikan pelatihan kepada para guru kelas awal di Gugus Timika 9.

Kepala Seksi Kurikulum SD Dispendasbud, Efraim Saria menilai peran dari para pelatih dan mentor Unicef yang melakukan pendampingan di sekolah sasaran dalam program literasi ini perlu dievaluasi karena banyak yang belum memberikan kontribusi yang baik. Ia melihat banyak sekolah sasaran program di pinggiran dan beberapa wilayah pedalaman seperti di Agimuga, banyak siswa yang belum bisa membaca dan menulis. “Masalah calistung ini merupakan persoalan kronis di daerah ini sehingga kita perlu duduk bersama untuk mengatasi hal ini,” ujarnya.

Sementara Direktur YPPK Tilemans, Paul Weti menilai program pendampingan ini sudah berjalan dengan baik. Namun banyak siswa kelas awall yang belum bisa membaca dan menulis karena selama ini mereka jarang datang ke sekolah. Sementara siswa yang rajin datang rata-rata sudah bisa membaca dan menulis. “Sebagus apapun program dan metode yang diterapkan namun jika siswanya tidak masuk ke sekolah maka semuanya akan sia-sia. Karena itu butuh keterlibatan semua pihak termasuk masyarakat dan orang tua untuk mengatasi hal ini,” ujarnya. Sementara Direktur YP2KP, Viktor Bhato mengatakan, hasil kunjungan ini akan menjadi bahan evaluasi bagi YP2KP sebagai pelaksana program literasi baca tulis kelas awal. Hal-hal yang masih kurang akan dicarikan solusi secara bersama dengan pemerintah, DPRD Mimika dan seluruh stakehlders pendidikan.(YP2KP)⁠⁠⁠⁠