Tim pengarah pendidikan program literasi Kabupaten Mimika memberikan rekomendasi agar program literasi yang selama ini dilaksanakan Yayasan Pembangunan Pendidikan dan Kesehatan Papua (YP2KP) bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Dasar dan Kebudayaan (Dispendasbud) Mimika dan didukung Unicef dan pemerintah Australia tetap dilanjutkan dan direplikasi oleh pemerintah dalam hal ini Dispendasbud. Rekomendasi ini disepakati dalam rapat koordinasi tim pengarah pendidikan program literasi di Kantor Bappeda Mimika, Senin (13/11).
Rapat tim pengarah pendidikan ini dibuka Kepala Bappeda Mimika, Simon Mote dan dipandu oleh Fasilitator Community Thomas Lamatapo. Hadir dalam kegiatan ini Sekretaris Dispendasbud Mimika, Anton Bugaleng dan anggota tim pengarah pendidikan yakni Pengawas Literasi, Petrus Pedro Nong Wawa, Wiji Utami, Roma Panjaitan, Petrus Selarubun, Polmen Tampubolon, Ketua PGRI, Hengky Letsoin, Perwakilan dari Badan Kepegawaian Daerah, Perwakilan dari Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK), Kepala Biro Pendidikan Lembaga Musyawarah Adat Suku Kamoro (Lemasko) Sabinus Bokeyau, Direktur YP2KP Bernolpus Welerubun, Program Manager YP2KP, Angga Prahana, Fasilitator Pendidikan Yusuf Palapakiding, para kepala sekolah sasaran program dan tim dari YP2KP.
Dalam arahannya, Kepala Bappeda Mimika Simon Mote berharap agar program literasi di Kabupaten Mimika terus dilanjutkan. Hal ini mengingat banyak anak-anak Mimika di wilayah pesisir dan pedalaman belum tuntas membaca, menulis dan menghitung. Simon juga meminta Dispendasbud dapat mendukung program literasi dengan mengalokasikan anggaran untuk menunjang program literasi.
Kata Simon, Bappeda sudah mengalokasikan anggaran pada APBD Mimika 2018 untuk mendukung kegiatan dari lembaga donor seperti Unicef, USAID,UNDP dan beberapa lembaga donor lainnya. Namun nilai anggarannya tidak terlalu besar yakni Rp 1 miliar karena hanya berupa dana sharing untuk mendukung kegiatan dari lembaga donor tersebut.
Simon meminta kepada Dispendasbud agar dapat mengajukan usulan program yang menunjang kegiatan literasi. Sebagai Sekretaris tim anggaran eksekutif, Simon berjanji akan mengakomodir usulan program dari Dispendasbud yang berkaitan dengan literasi.
Pengawas literasi yang juga Koordinator Pengawas Dispendasbud, Petrus Pedro Nong Wawa menilai program literasi sangat membantu pemerintah dalam menuntaskan baca tulis sdi Mimika. Namun salah satu tantangan yang dihadapi adalah kurangnya tingkat kehadiran siswa di sekolah, karena orang tua tidak menyiapkan sarapan pagi bagi anak-anak sebelum ke sekolah.
Untuk menyiasati hal tersebut, maka Dispendasbud Mimika sudah mengalokasikan anggaran untuk pemberikan makanan tambahan bagi anak-anak pada RAPBD 2018. Namun hal ini hanya ditujukan untuk sekolah negeri, sementara sekolah-sekolah swasta tidak diakomodir dalam program makanan tambahan tersebut.
Pengawas literasi lainnya, Wiji Utami menilai program literasi sangat bagus dan mampu meningkatkan kemampuan membaca dan menulis anak-anak. Karena itu ia berharap agar Dispendasbud dapat mereplikasi program ini, sehingga program bisa dilakukan pada semua sekolah yang ada di Kabupaten Mimika.
Sekretaris Dispendasbud Mimika, Anton Bugaleng mengatakan sangat mendukung keberlanjutan program literasi di Mimika. Ia mengaku sudah mengusulkan beberapa komponen kegiatan literasi dalam RAPBD 2018.
Di akhir pertemuan, tim pengarah pendidikan dan semua peserta yang hadir sepakat bahwa program literasi yang dilaksanakan tahun 2015 sudah memberikan dampak yang signifikan bagi peningkatan kemampuan membaca dan menulis anak-anak Mimika sehingga harus tetap dipertahankan dan Dispendasbud Mimika dapat mereplikasi program ini kepada semua sekolah yang ada di Kabupaten Mimika. (yp2kp)