Dalam rangka meningkatkan kualitas mutu pendidikan masyarakat local asli timika, Unicef melalui  Yayasan Pembangunan Pendidikan  dan Kesehatan Papua (YP2KP), selaku mitra pelaksana program literasi, dan Dinas Pendidikan Dasar dan Kebudayaan Kabupaten Mimika, melakukan monitoring di beberapa sekolah yang ada di pesisir Kabupaten Mimika, kegiatan ini dilaksanakan pada, Jumat (9/11/2017) kemarin.

Monitoring ini sendiri dilaksakan di tiga sekolah berbeda dan berlangsung selama 2 hari, monitoring pertama dilaksanakan di SD Negeri Mapar, SMP Negeri 13 Mapar, dan SD Negeri Inpres Uta 1. Tim monitoring ini sendiri meliputi, Kepala Bidang  PAUD/SD Dispendasbud Petrus Makea, Kepala Sub Kepegawaian Dispendasbud  Yoas Wadibar, dan pengawa sekolah, disertai Program Manager YP2KP Mimika, Angga Trio Wahana.

Kepala Bidang PAUD dan SD, dalam pertemuan yang dilaksanakan di SMP Negeri 13 Mapar, SD Negeri Mapar, SD Inpres UTA 1 dan SD YPPK AMAR, Kabid SD/PAUD mengatakan kepada guru-guru, bahwa kedatangan monitoring ini sendiri adalah bertujuan untuk mengontrol dan melihat bagaimana kinerja dari Guru Kontrak dari Dispendasbud yang ada di sekolah, selain itu Dinas Pendidikan dan YP2KP  juga melakukan Assessmen pengambilan sempel sekolah sasaran tahun 2018 yang akan direplikasi di sekolah negeri yang ada di wilayah pesisir dan terpencil oleh Dinas Pendidikan serta  menampung keluhan dan kesulitan apa yang ditemui oleh mereka (guru -red) selama melakukan pelajaran kepada para anak-anak kamoro  yang berada di wilayah pesisir.

Salah satu guru, yakni Yusuf, mengatakan, sampai dengan saat ini, guru-guru kontrak yang diberikan tugas disekolah tersebut masih lengkap, dan untuk kendala sejauh ini dalam pembelajaran adalah, masih terdapat beberapa anak yang belum lancar dalam membaca, dan tingkat kehadiran yang kurang.

Ia menambahkan, untuk anak-anak SMP Negeri 13 Mapar ini pula, pihaknya sudah melakukan beberapa metode untuk menarik minat anak agar bersekolah, namun kurangnya perhatian orang tua tentang pendidikan membuat hal tersebut cukup sulit dilakukan. Ia menyampaikan pula, sejauh ini anak yang berada di SMP negeri 13 Mapar, berjumlah 22 anak yang terbagi menjadi 3 kelas, yakni 7,8,9.

Hal yang sama disampaikan oleh Guru dari SD Negeri Mapar, yakni Veronica Lasol, yang mengatakan, masih ada beberapa murid yang belum lancar membaca, tetapi banyak juga sudah bisa membaca meski perlahan, dan untuk pelajaran berhitung pihaknya sudah melakukan beberapa metode yang mudah dimengerti oleh anak-anak. Keluhan yang sama juga disampaikan oleh Veronica, yang cukup sedih karena terkadang siswa datang rajin dan dalam waktu tertentu harus absen beberapa bulan karena diajak melaut oleh orabg tua mereka.

"Kehadiran memang cukup banyak yang kurang, tetapi untuk lainnyan, sudah lumayan, dalam membaca juga sudah lumayan baik, meski ada beberapa yang belum lancar," katanya.

Ia menambahkan, siswa dan siswi di SD Negeri Mapar ini sendiri terbilang cukup banyak yakni total terdapat 96 anak yang terdiri dari Kelas 1, 20 anak, kelas 2, 25 anak, kelas 3, 15 anak, kemudian kelas 4, 16, kelas 5, 18 anak, dan kelas 6, 20 anak. Dengan jumlah guru sebanyak 4 orang guru kontrak Dinas.

Menanggapi hal tersebut, Kabid PAUD dan SD, mengatakan pihaknya dan UNICEF yang dalam hal ini diwakili oleh YP2KP akan melaksanakan pelatihan bagi guru-guru yang ada disekolah-sekolah negeri yang ada di wilayah pesisir, untuk memberikan cara-cara atau metode baru dalam hal memberikan pembelajaran sehingga bisa meningkatkan kemampuan dan ketrampilan guru untuk nantinya di aplikasikan kepada murid-murid sehingga siswa mendapatkan pendidikan yang berkualitas. 

"Ke depan kami akan datang kesini lagi, untuk memberikan pelatihan metode pembelajaran, atau literasi," ungkapnya.

Kemudian menaggapi masalah ketidakhadiran siswa, Kabid mengatakan, pihaknya akan melakukan pertemuan dengan orang tua murid, kepala kampung, kelapa suku, dan kepala sekolah untuk memberikan pemahaman betapa pentingnya sekolah sehingga pendidikan Masyarakat lokal bisa berkembang lebih baik. (yp2kp)