Wakil Bupati (Wabup) Mimika, Yohanis Bassang begitu mengapresiasi program literasi besutan UNICEF-YP2KP bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Dasar dan Kebudayaan Mimika. Apresiasi diberikan Wabup Bassang lantaran program tersebut berhasil meningkatkan kemampuan membaca anak-anak sekolah di Mimika. 

Wabup Bassang bahkan berharap, ke depannya program yang telah berjalan sejak tahun 2015 tersebut dapat terus dilanjutkan dengan baik. Khususnya dalam implementasi di sekolah-sekolah yang menjadi sasaran sehingga memiliki dedikasi yang tinggi akan pendidikan di Mimika.

“Pemerintah melalui Dispendasbud sendiri akan terus mendukung kegiatan yang sangat bermanfaat bagi peningkatan pendidikan ini,” kata Wabup Bassang dihadapan guru-guru kelas awal program literasi pada Workshop yang diselenggarakan di Hotel Horison Ultima, Rabu (30/8).

Wabup Bassang menyatakan, guru yang mengikuti program listerasi haruslah memahami baik apa yang menjadi tugasnya. Dalam menjalankan program literasi, guru harus mempunyai ciri khas agar mudah dikenal dan dipahami oleh siswa-siswinya

“Guru-guru harus familiar dengan isi kelas, ciptakan suasana yang aman dan nyaman, agar guru bersahabat dengan siswa-siswinya, jadi anak-anak datang ke sekolah, selalu rindu kehadiran bapak ibu guru,” jelasnya.

Program Manager Literasi, Yayasan Pembangunan Pendidikan dan Kesehatan Papua, Angga Trio Wahana mengklaim kemampuan membaca di 20 SD yang ada di Mimika, Provinsi Papua relatif meningkat sejak 2015 lalu. 

"Khusus di Mimika angka siswa tidak bisa membaca turun dari 53 persen tahun 2015 menjadi 21 persen tahun 2016 di 20 sekolah sasaran program literasi kerja sama UNICEF dan Dinas Pendidikan Dasar dan Kebudayaan (Dispendasbud) Kabupaten Mimika," kata Angga di Timika, Kamis. 

Sebelumnya, sejak 2015 UNICEF bekerjasama dengan pemerintah Provinsi Papua dan Papua barat untuk melaksanakan program literasi peningkatan baca tulis anak-anak kelas awal di enam Kabupaten yakni, Kabupaten Jayapura, Jayawijaya, Biak, Mimika, Manokwari dan Kabupaten Sorong.

Di  Kabupaten Mimika, Unicef bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Mimika melalui Dinas Pendidikan Dasar dan Kebudayaan dan mitra pelaksana program yakni Yayasan Pembangunan Pendidikan dan Kesehatan Papua (YP2KP), melaksanakan program literasi peningkatan baca tulis kelas awal pada 20 sekolah sasaran di Kabupaten Mimika. 

Ke 20 sekolah tersebut terdiri dari 11 sekolah di wilayah pinggiran dan 9 sekolah di wilayah pesisir dan pedalaman.

Sebanyak 20 Sekolah tersebut terbagi menjadi dua model yakni Model A terdiri dari SD YPPK Mware, SD YPPK Kaugapu, SD YPPK Hiripau, SD YPPK Tipuka, SD Negeri Ayuka, SD NegeriPoumako, SD Negeri Pigapu, SD Negeri Poumako 10, SD InpresTimika XII, SD InpresTimika IX dan SD InpresTimika XIII. Sekolah model A ini dibagi tiga gugus yang setiap gugusnya didampingi oleh beberapa orang pelatih dari Unicef.

Sementara model B terdiri dari SD Negeri Amamapare, SD YPPK Don BoscoTimuka, SD YPPK Bonaventura Kekwa, SD Inpres Aikawapuka, SD YPPK Santo Linus Ipaya, SD YPPK Amar, SD YPPK Bulujalauki Agimuga, SD YPPK Putsinara Agimuga dan SD YPPK Belakmakma Agimuga. Untuk model B ini, setiap sekolah didampingi oleh satu orang mentor dari Unicef.

Angga juga mengatakan keberhasilan program literasi di Mimika juga didukung oleh kapasitas guru-guru kelas awal (kelas 1,2,3) di 20 sekolah sasaran program literasi mendapatkan pendampingan rutin oleh pelatih dan mentor tentang materi literasi dan disiplin positif melalui pelatihan In house Training yang dilakukan setiap awal semester, KKG (Kelompok Kerja Guru) yang secara rutin dilakukan setiap bulan dan pendampingan harian.

Education Specialist UNICEF, Tri Laksono Hari Santoso mengatakan Tahun 2015 Unicef bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi Papua dan Papua Barat untuk melaksanakan program literasi peningkatan baca tulis anak-anak dikelas awal yang ada di enam kabupaten termasuk di Timika. 

“Selama kurang lebih kegiatan ini, kami sudah berhasil menurunkan siswa yang tidak bisa membaca dari 61 persen menjadi 26 persen, ini adalah angka untuk enam kabupaten, itu dari 53 persen tahun 2015 yang tidak bisa membaca menjadi 21,62 persen, tanpa peran serta bapak ibu guru dan mentor ini tidak bisa terjadi,” jelas Tri. (yp2kp)